Mulia, (PUNCAKJAYAKAB.GO.ID) – Dinas Lingkungan Hidup Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Puncak Jaya (DLHPP) terus menggenjot program pemberdayaan petani dalam rangka peningkatan tanaman unggulan daerah Kopi Arabika. Kegiatan ini merupakan program prioritas daerah yang bersumber dari dana Otsus Tahun 2022 berlokasi di Distrik Dokome Kabupaten Puncak Jaya dengan luas areal 2 Ha.
Bibit yang ditanam pada areal dengan ketinggian di atas 2.000 mdpl berasal dari bibit lokal Puncak Jaya yang disemai oleh Patani Kopi saudara Yotinus Wonda. Bibit yang berumur sekitar 2 tahun dengan tinggi rata-rata sekitar 1 meter. Penanaman dilakukan langsung oleh kelompok tani pada titik tanam yang telah diberi ajir/patok kayu.
Kepala DLHPP Yanius Telenggen, SH. M.AP yang diwakili Sekretaris DLHPP Sulbiah Salam, S.Hut, mengatakan bahwa kebun percontohan ini sebagai tempat belajar bagi petani cara bercocok tanam yang benar
“tujuan dari kegiatan ini adalah bagaimana cara petani kopi Arabika bisa lebih mengetahui, memahami dan paham tentang cara bercocok tanam kopi yang benar mulai dari persemaian, penanaman, pemeliharaan pemetikan sampai pada pasca panen bagaimana mengelola,” ucap Sulbiah Salam.
“Lanjut Sulbiah mangatakan bahwa kegiatan ini didanai dari Dana Otonomi Khusus Tahun Anggaran 2022, sekitar sebulan yang lalu telah diserahkan bantuan dana pembukaan lahan sebesar Rp. 80 juta. Pemilihan lokasi Distrik Yamo sebagai kebun percontohan mengingat posisinya sangat strategis tidak terlalu jauh dari kota Mulia, struktur tanah gembur dan subur. Dilokasi ini juga akan dibangun persemaian dan pondok kerja untuk tempat berteduh. Di lokasi kebun percontohan ini pula akan dijadikan tempat pelatihan bercocok tanam kopi arabika. Diharapkan dari kebun percontohan ini, masyarakat dapat belajar dan menimbah ilmu kepada tim ahli yang didatangkan khusus dari Bandung Jawa Barat, selain itu pendamping dalam hal ini Ayi Suteja merupakan petani kopi sukses dengan segudang penghargaan baik dalam maupun luar negeri”.
Ditempat yang sama, Kepala Bidang perkebunan dan peternakan Sudarsana, S.Hut mengatakan bahwa program ini diharapkan dapat meningkatkan ekonomi masyarakat.
DLHPP akan tetap membantu Masyarakat Distrik Dokeme sampai dengan pemetikan kopi, sekaligus kedepannya kami akan diusulkan bantuan alat pengupas kulit ceri, kulit tanduk, alat sangrai, mesin bubuk sampai alat kemasan kopi bubuk.
Tenaga ahli Ayi Sutedja yang didampingi petani kopi sukses Yatimus Wonda mengatakan bahwa kami akan mengajarkan kepada petani kopi arabika bagaimana cara menanam kopi dengan benar, pembelajaran awal yaitu pengajiran atau landscap, jarak antar kopi yang satu dengan kopi yang lain, lubang tanam kopi tidak terlalu dalam dan cara agar kopi yang telah ditanam tidak layu maka samping atau pinggir pohon kopi tersebut harus ditaruh daun yang kering atau daun yang basa.
Ayi Sutedja yang akan menetap di Puncak Jaya selama kurang lebih 1 tahun mendapingi petani, menganggap Puncak Jaya sebagai kampung sendiri karena bukan tempat yang asing baginya dimana sbelumnya pada tahun 2018 perna berkunjung ke Puncak Jaya dan telah banyak mengenal petani kopi di Puncak Jaya. Dengan pengalaman ilmu yang telah dibagikan saat kunjungan pertamanya, Ayi langsung bekerja yang diawali dengan penanaman kopi arabika. Ayi merasa senang karena masyarakat menerimanya dengan senang hati, selain itu Ayi semangat karena masyarakat sangat antusias menyimak praktek cara menanam yang benar. Dengan semangat dan gotong royong, masyarakat langsung mempraktekkan cara menanam kopi yang benar dan katanya tidak sabar lagi menunggu hasilnya.
Mince Morib dalam hal mewakili masyarakat Distrik Dokome menyampaikan rasa terima kasih kepada Pemerintah Kabupaten Puncak Jaya
“Kami bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena Pemerintah bapak Bupati Puncak Jaya Dr. Yuni Wonda sangat perhatikan kami masyarakat kampung Dokome terlebih mempercayakan Distrik Dokome sebagai lokasi kebun percontohan kopi arabika seluas 2 Hektar, dari awal pembukaan lahan sampai penanaman kopi Pemerintah selalu mendukung kami, itu berarti kedepannya kami masih bekerja dalam proses perawatan, pembersihan kebun kopi, pemetikan sampai dengan pengolahan dan pengemasan,” tutup Mince Morib (KominfoPJ/Indah).