Mulia (PUNCAKJAYAKAB.GO.ID) – Ratusan masyarakat mengantri panjang sejak pukul 03.00 – 07.00 WIT (Waktu Indonesia Timur) untuk mendapatkan BBM bersubsidi jenis pertalite dan bio solar, di agen premium dan solar di jalan Papua, Pruleme Kabupaten Puncak Jaya, kamis pagi (10/03/2022).
Salah satu pengelola PT. ACP Devi Thenu mengungkapkan, ijin untuk menjadi agen premium dan minyak solar sejak tahun 2003 dan masih ada sampai tahun 2022.
“Kami Alda Crist Papua sudah ada ijin dari pertamina jayapura sejak 2003, kita jadi agen disini yang mempunyai kuota untuk premium sekitar 70KL dan untuk solar sekitar 20 KL, pendistribusian BBM di Kabupaten Puncak Jaya itu melalui jalur udara dan jalur darat pertama untuk jalur darat, jalur udara biasa kita menggunakan pesawat yang lewat sentani, sentani – wamena, wamena – mulia atau dengan sentani langsung kesini,” ucap Devi Thenu.
Devi Thenu menuturkan, harga eceran untuk BBM jenis Pertalite dijual dengan harga Rp. 7.800/liter, sedangkan BBM jenis Bio Solar dijual dengan harga Rp.5.500/liter.
“Untuk jenis pertalite pengganti premium kita jual sejak bulan november 2021 sudah diganti pertamina jayapura, jadi kita sudah menjual pertalite untuk kabupaten puncak jaya, untuk jenis pertalite dijual dengan harga Rp. 7.800/liter dan harga solar atau bio solar kita jual dengan harga Rp. 5.500/liter,” tutur Devi Thenu.
Ia pun menjelaskan untuk jumlah pembagian BBM bersubsidi ini satu hari harus menghabiskan 2 ton atau 2000 liter.
“Kita dari pertamina diusahakan untuk satu hari itu sekitar 2 ton jadi sekitar 2000 liter itu 10 drum untuk pertalite dan untuk solar sekitar 3 – 4 drum sekitar 600 – 800 liter, dan kita bagikan seminggu empat hari dari hari selasa, rabu, kamis dan sabtu,” jelas Devi Thenu.
Jumlah antrian BM bersubsidi ini sehari ada sekitar 300 – 400 motor yang mengantri, dengan pembagian dari 3 – 5 liter dan mobil 15 – 20 liter.
“Kita untuk mencukupi karena ini antrian panjang sekali motor sekitar ada 300 – 400 jadi kita ada pembagian ya untuk motor kecil dicukupi sekitar 3 liter, motor besar bisa sampai 5 liter dan untuk masyarakat yang diperuntukan buat sensor (chainsaw) dan ganset dengan ini kita bagi masing-masing 5 liter, dan untuk solar kadang-kadang 15 – 20 liter/mobil,” tandas Devi Thenu.
Namun, PT. ACP sering mengalami kendala salah satunya hambatan-hambatan di Kabupaten Puncak Jaya salah satunya angkutan BMM via jalur darat dan udara.
“Memang kita punya kendala kadang-kadang stock kurang atau apa itulah hambatan-hambatan kita di Kabupaten Puncak Jaya, dalam rangka yang terjadi disini karena pertama sering terjadi keterlambatan karena angkutan kadang-kadang karena cuaca pesawat tidak dapat bawa atau mungkin kedua kita ada gangguan jalan sehingga mobil tidak dapat masuk karena ketika mungkin kekurangan-kekurangan kosong karena pendistribusian akan sedikit terlambat,” cetus Devi Thenu.
Pengelola PT. ACP Devi Thenu sangat berterima kasih kepada Pemerintah Republik Indonesia sudah memberikan BBM bersubsidi di Kabupaten Puncak Jaya.
“Saya sendiri sangat berterima kasih kepada pemerintah republik Indonesia yang sudah kasih kita BBM bersubsidi ini sehingga masyarakat disini sudah bisa merasakan bbm disini, dan harapan kami untuk bisa meningkatkan jumlah kuota kita, karena dari tahun ke tahun banyak mobil banyak yang sudah ada disini jadi kuota kita tidak mencukupi,” harap Devi Thenu.
Sementara itu, salah satu masyarakat Patra Pailing merasa puas atas peleyanan yang diberikan oleh PT. ACP memberikan BBM bersubsidi.
“Mengenai pelayanan kami sebagai konsumen merasa puas karena pertama tepat waktu dalam pembagian BBM Ini,” ucap Patra Paliling.
Patra Paliling mengharapkan, satu hari bisa mendapatkan 5 liter karena kebutuhan BBM di Kabupaten Puncak Jaya sangat tinggi.
“Harapannya untuk mengenai jumlah kalau bisa ditambahlah karena yang sekarang ini hanya 3 liter kedepan kalau bisa adalah 4 atau 5 liter kah karena kebutuhan BBM disni kan setiap harinya apalagi mobilisasi BBM ini agak tinggi,” harap Patra Pailing (KominfoPJ/Hari).