Nomor Pers Release : 081/PR/DISKOMINFO/VII/2024

MULIA – Guna menyikapi kejadian gangguan keamanan yang terjadi pada Rabu 17 Juli 2024 di Distrik Mulia Kabupaten Puncak dimana adanya aksi pembakaran kenderaan, pelemparan dan juga menganiayaan buntut adanya penembakan terhadap tiga warga masyarakat sipil yang meninggal Dunia yakni Dominus Enumbi Ketua Bamuskam asal Kampung Karubate, Pemerinta Morib selaku kepala Kampung Dokome dan Tonda Wanimbo Masyarakat Sipil selaku bendahara Kampung Temu asal Distrik Ilamburawi dilakukan klarifikasi pemberitaan oleh keluarga korban di Lokasi Duka Kampung Karubate Distrik Muara, (18/7).

Dalam hal ini, Pj. Sekda Puncak Jaya Yubelina Enumbi, SE, MM mengumpulkan pihak keluarga korban, Sejumlah ormas, Tokoh Pemuda/Masyarakat, Tokoh Pemuda dan Kepala OPD untuk melakukan langkah-langkah preventif guna memulihkan situasi.

Dari rapat tersebut dilakukan pertemuan dengan keluarga masyarakat di lokasi Duka di hadiri Ketua Klasis GIDI Mulia Pdt. Telius Wonda, Tokoh masyarakat Otius Wonda, Keluarga 3 korban Leson Gire, Ketua GAMKI Maikel Wonerengga, Kepala Distrik Muara Yoses Wonda, Kepala Distrik Mulia Tekiles Wonda dan keluarga serta Masyarakat.

Disela acara Duka keluarga di Kampung Karubate Distrik Muara secara inisiatif ikut hadir tiga keluarga korban, Tokoh Pemuda dan Masyarakat Otius Murib, Mewakili Ketiga korban Leson Gire, Ketua Klasis GIDI Yamo Pdt. Telius Wonda, Ketua GAMKI Maikel Wonerengga, Kepala Distrik Mulia Tekiles Wonda, Kepala Distrik Muara Yoses Wonda serta Perwakilan Forum Solidaritas Nusantara Anto Asse menyampaikan bahwa harus dilakukan klarifikasi bahwa 3 korban adalah masyarakat sipil, kepala kampung dan bamuskam dengan kronologi sesungguhnya.

Leson Gire selaku keluarga korban menyayangkan aksi Satgas yang dengan tega dan tidak presisi membunuh anggota keluarganya. “Kami kemarin tidak puas karena kami minta bukti bahwa alm ini DPO tapi tidak diberikan. Sedangkan yang diberitakan itu mengada-ada dan tuduhan itu palsu.”Sebutnya.

Otius Murib mengungkapkan bahwa salah satu korban yakni Pemerintah Morib adalah Kepala Kampung. “Kodam sudah membuat kesalahan. Sejarahnya orang tua alm. yaitu Pemerintah Morib ini bapaknya adalah tokoh yang menerima pemerintah masuk ke Puncak Jaya, sampai namanya demikian. Saya minta harus nama baiknya dipulihkan dari pemberitaan yang salah” Jelasnya.

Selain itu Otius menyampaikan bahwa kedua korban lain juga adalah aparat kampung yaitu bamuskam dan Bendahara. “Kalau kami mau kacau, ini didepan ruko dan kios kami sudah bakar dari kemarin, tapi kami masih punya hati, karena kami semua ini NKRI” ungkapnya.

Keluarga juga menyepakati jalan damai dan tidak akan memperpanjang masalah dan aksi serta meminta keluarga nusantara untuk kembali beraktivitas seperti biasa.

Leson menyampaikan “Kami meminta Kodam XVII/Cend dan jajaran untuk meminta maaf dan memulihkan nama baik masyarakat Puncak Jaya dengan membentuk Tim pencari fakta untuk mencari kebenaran,”Ungkap keluarga korban dalam penyataan resminya.

“Aksi pembakaran kendaraan dan pelemparan diakui sebagai bagian dari adat dari bentuk spontanitas ketidakpuasan keluarga korban dan bila ada tindak kejahatan setelah kejadian tersebut bukan lagi berdasarkan ketidakpuasan atas kejadian tersebut” jelas Maikel Ketua GAMKI.

Sementara itu Pemda Puncak Jaya yang diwakili Pj Sekda Puncak Jaya mengajak seluruh keluarga dan masyarakat nusantara untuk bersama-sama menjemput HUT RI Ke-79 bulan Agustus nantiMeminta ojek dan kios untuk mematuhi aturan jam operasional perdagangan dan batas wilayah antar jemput penumpang melebihi batas. Memahami tugas pokok TNI/Polri untuk tetap menjaga keamanan dan Kamtibmas dengan presisi dan tetap berkoordinasi asal jangan lagi terjadi korban di Masyarakat.

#puncakjaya

#viralpapua

#infopuncakjaya

#diskominfopuncakjaya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *