Masyarakat-Distrik-Muara-dan-Pegawai-Dinas-Pekerjaan-Umum-saat-menaikan-tiang-listrik-1800x1200

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah dapat disusun dengan baik apabila data dan informasi mengenai kondisi daerah dapat teridentifikasi dengan baik.

Deskripsi kondisi daerah menjadi  basis  penyusunan rencana pembangunan daerah, yaitu memberikan  landasan  bagi  analisis  lingkungan  dan  perumusan isu-isu strategis. Deskripsi  mengenai  kondisi  daerah  pada  bab  ini  terbagi  ke dalam empat aspek, yaitu aspek geografis dan demografis, aspek kesejahteraan masyarakat, aspek pelayanan umum, dan aspek daya saing daerah. Tiga aspek yang terakhir lebih banyak memaparkan apa yang telah dilakukan Pemerintah Kabupaten Puncak Jaya dan capaian-capaian yang relevan dengan masing-masing aspek.

Karakteristik lokasi dan wilayah

Luas dan batas wilayah administrasi

Kabupaten dengan luas wilayah 14.532 km2  sekitar 3,42 % dari luas wilayah Provinsi Papua yang seluas 317.062 km2. Namun, setelah terbentuknya Kabupaten Puncak maka luas wilayah Kabupaten Puncak Jaya menjadi 6.477 km2 dan terbagi menjadi 26 Distrik dengan Mulia sebagai ibukota kabupaten. Batas batas wilayah Kabupaten Puncak Jaya adalah:

  • Sebelah Utara             : Kabupaten Memberamo Raya
  • Sebelah Barat             : Kabupaten Puncak
  • Sebelah Selatan          : Kabupaten Puncak dan Kabupaten Lanny Jaya
  • Sebelah Timur            : Kabupaten Tolikara

Gambar 2.1. Peta Kabupaten Puncak Jaya

Sumber: Bagian Tata pemerintahan Kabupaten Puncak Jaya, 2013

Letak dan Kondisi Geografis

Letak Geografis Puncak Jaya antara 134o50’ -138o15’ Bujur Timur dan 2o15’ – 4o10’ Lintang Selatan. Secara astronomis, Kabupaten Puncak Jaya terletak di 3° 55’-4°10’ Lintang Selatan dan 136°52’-

138°15’ Bujur Timur. Kabupaten Puncak Jaya memiliki 302 Kampung dan 27 Distrik. Berikut di bawah ini adalah distrik di Kabupaten Puncak Jaya beserta luasan wilayah dan jumlah penduduknya:

Luas Wilayah, Jumlah Penduduk dan Jumlah Kampung di Kabupaten Puncak Jaya

  NO   DISTRIK LUAS WILAYAH (Km2) JUMLAH KAMPUNG JUMLAH PENDUDUK
1. Mulia 397 9 27.753
2. Pagaleme 199 5 12.349
3. Gurage 327 11 8.672
4. Irimuli 244 9 11.538
5. Muara 128 7 11.428
6. Ilamburawi 219,4 6 6203
7. Yambi 426,2 9 13.185
8. Mewoluk 243 9 8.039
9. Lumo 275 9 10.505
10. Molanikime 85 4 3.347
11. Yamo 598 14 11.392
12. Dokome 401 9 5287
13. Tingginambut 611 23 11.604
14. Kalome 661 19 11.318
15. Wanuwi 820 19 9.064
16. Ilu 480 20 11.678
17. Yamoneri 665 17 10.097
18. Waegi 374 16 13.044
19. Nume 280 12 2.156
20. Nioga 200 13 13.866
21. Gubume 312 11 5.112
22. Taganombak 301 11 4.939
23. Fawi 2692 11 7.527
24. Dagai 646 8 3.047
25. Kiyage 213 8 5.916
26. Torere 385 13 3.405
27. Wuyuneri 305 14 3.505

Sumber: RTRW Puncak Jaya 2013

Topografi

Secara topografi Kabupaten Puncak Jaya hampir sebagian besar daerah bergelombang dengan kemiringan 2-40% atau sangat curam dengan ketinggian 5.00-4.500 diatas permukaan laut. Daerah datar dengan tingkat kemiringan 0-2% hanya seluas 944,58 km2, daerah bergelombang  sekitar 2-15 % seluas 5.304,18 km2, daerah curam dengan kemiringan antara 15-40 % seluas 4.504,92 km2 dan daerah sangat curam merupakan kawasan pegunungan dengan kemiringan antara > 40% seluas 3.778,32 km2.

Ketinggian Wilayah Menurut Distrik

  Ketinggian   Fawi   Ilu Jigo- nikme Mewo- luk   Mulia Tinggi- nambut   Torere   Yamo
< 500 2254,43 0 0 0 0 0 294,82 0
500 – 1000 579,26 0 0 0 0 0 165,22 0
1000 – 1500 440,44 0 0 32,20 16,61 1,44 135,06 22,07
1500 – 2000 282,19 11,51 6,49 54,78 80,04 54,87 113,63 67,30
2000 – 2500 172,37 56,59 58,05 76,00 101,54 69,69 89,27 67,56
2500 – 3000 67,10 88,58 94,06 60,43 66,70 83,55 53,56 53,82
3000 – 3500 19,35 129,24 61,22 17,89 112,32 102,93 20,02 20,75
3500 – 4000 2,60 48,14 18,92 1,50 38,36 10,80 0,39 1,34
Luas Total 3817,74 334,06 238,73 242,80 415,57 323,29 871,97 232,84

Sumber: RTRW Puncak Jaya 2013

Keadaan    topografi    wilayah    Kabupaten    Puncak    Jaya umumnya bergelombang, berbukit dengan lereng yang relatif terjal menyebabkan pola perkembangan kegiatan wilayah yang terpusat, tidak  ekspansif,  dan  tersebar  secara  sporadis  (cluster).  Hal  ini berakibat juga pada tingginya biaya pembangunan infrastruktur karena jauhnya jarak daerah-daerah yang dihubungkan dan kendala fisik terkait, misalnya sulitnya pencapaian melalui jalur darat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *